Wednesday 23 March 2011

Pelembagaan Komunikasi Strategis di Eropa

Tugas Review Artikel Jurnal
Mata Kuliah: Teori Komunikasi Strategis

Pelembagaan Komunikasi Strategis di Eropa
Hasil Survey di 37 Negara
Ralph Tench, Piet Verhoeven, Ansgar Zerfass
International Journal of Strategic Communication (3: 147-164)
Routledge (2009)

Latar Belakang
Artikel ini didasarkan pada analisa hasil survei tahunan yang dilakukan European Public Relations Education and Research Association (EUPRERA), sebuah lembaga independen yang berkedudukan di Brussel, Belgia. EUPRERA bertujuan mendorong kemajuan ilmu dan praktik public relations di benua Eropa melalui kegiatan pendidikan dan penelitian. Survei tahunan EUPRERA dimulai tahun 2007, melibatkan puluhan ribu responden dari 37 negara, dan dipublikasikan di bawah judul European Communication Monitor (ECM). Analisa untuk bahan penulisan artikel ini menggunakan laporan ECM tahun 2008.

Pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dari analisa ini terkait dengan institusionalisasi atau pelembagaan komunikasi strategis di Eropa:
  1. Apakah para manajer komunikasi sama dengan ‘tahanan’ yang frustasi di dalam lembaganya ataukah merupakan praktisi yang bebas dan terhormat, yang menempatkan diri sebagai bagian permanen dan penting dalam infrastuktur organisasi?
  2. Apakah para praktisi dan departemen komunikasinya menjadi bagian yang integral dengan organisasi, dan dengan demikian terlembagakan?

Tentang Metodologi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, para peneliti menganalisa hasil survei ECM tahun 2008. Survei ECM sendiri bersifat kuantitatif. Kuesioner survei dikirim kepada sekitar 20.000 profesional komunikasi di seluruh Eropa melalui email dan juga disebar lewat asosiasi manajer komunikasi di tiap-tiap negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.000 responden berpartisipasi dalam survei, tetapi tidak semuanya menjawab kuesioner dengan lengkap. Agar konsisten dengan tujuan analisa dalam artikel ini, maka hanya jawaban lengkap yang dipakai. Responden yang tidak bekerja dalam lingkup manajemen komunikasi, juga dari kalangan akademisi dan mahasiswa, tidak dimasukkan. Pada akhirnya yang dianalisa hanyalah sebanyak 1,524 kuesioner, merupakan kuesioner yang dijawab lengkap oleh para responden, yaitu praktisi manajemen komunikasi dari sektor publik maupun swasta, termasuk organisasi non-profit.

Hasil Penelitian
Menjawab pertanyaan penelitian, analisa yang dilakukan terhadap ECM 2008 menunjukkan bahwa para praktisi komunikasi strategis bukanlah ‘tawanan’ karena mereka melakukan peran penyambung komunikasi antara organisasi dan lingkungannya, dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan bagaimana komunikasi korporat ditempatkan lebih utama ketimbang komunikasi pemasaran/merek dan komunikasi dengan konsumen.

Dari apa yang dilakukan para praktisi manajemen komunikasi, dapat dikatakan mereka adalah praktisi yang fleksibel dalam mencari, menerima, memproses, dan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal. Apa yang mereka lakukan dalam CSR dan komunikasi korporat merupakan contoh nyata bagaimana komunikasi strategis telah menjadi bagian integral dari organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi strategis sudah terinstitusionalisasi.

No comments:

Post a Comment