Monday 11 October 2010

Pengembaraan Belantara Teori

Semalam kuliah terasa berat. Disamping materi yang tidak ringan (cerita tentang teori), kelopak mata seperti mau terkatup saja. Teknik lama diterapkan: banyak bertanya biar jaga. Gak penting pertanyaannya ora mutu, sing penting muni, hehe, teknik jitu biar tak terlelap di kelas .. hehehe.

Baiklah, ini sedikit oleh-oleh pelajaran yang bisa aku tangkap di tengah kantuk yang menyerang. Sajian di tulisan ini agak 'nggrambyang' tetapi sejalan dengan himbauan dosen kami, Dr Turnomo Rahardjo, "Mari kita biarkan obrolan mengembara memasuki belantara, supaya kita tahu belantara ini seperti apa."

Perjalanan mengembara saat ini belum disertai misi 'memahami tuntas', tetapi terbatas pada 'sudah pernah melihat.'

Buku panduan pelajaran: A first Look at Communication Theory (Em Griffin)

Pelajaran dimulai dengan penjelasan Pak Tur bahwa yang dimaksud dengan inqury adalah upaya menghasilkan teori melalui 3 langkah berikut:
1. Asking questions - mengajukan pertanyaan
2. Observing - melakukan pengamatan
3. Constructing theory - menyusun teori

Lalu dijelaskan perbedaan antara teori dengan taxonomi. Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain sementara taksonomi merupakan kumpulan konsep yang tidak menunjukkan hubungan satu sama lain.

Di dalam bab awal proposal atau hasil suatu penelitian, kerap dijumpai bagian yang menjelaskan tentang kerangka teori dan kerangka konsep. Apa beda keduanya?

Kerangka konsep: biasa ditemukan dalam penelitian tipe deskriptif (pendekatan kualitatif): misal penelitian tentang perilaku komunikasi suku terasing di suatu lokasi.

Kerangka teori: biasa ditemukan dalam studi eksplanatif (pendekatan kuantitatif) yang mencari penjelasan tentang suatu relasi kausalistik: misal penelitian tentang pengaruh televisi pada anak.

Mengenai teori, dijelaskan adanya 3 sifat teori:

1. Abstrak: tidak ada satu teori yang mampu menjelaskan semua. teori selalu berfokus pada satu bidang dan melupakan (meniadakan) bidang yang lain.

2. Konstruktif: teori merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki kelebihand an kekurangan (merupakan hasil berfikir manusia). Implikasi dari pemahaman sifat konstruktif teori adalah: lebih baik mempertanyakan kegunaan teori ketimbang kebenaran teori.

3. Terkait tindakan: bahwa setiap tindakan, sadar atau sadar, selalu dipandu teori. Ini berarti teori dan tindakan intelektual saling terkait satu sama lain.

Penjelasan yang merupakan inti dari perkuliahan malam tadi (11 Oktober 2010) adalah mengenai 4 elemen dasar teori.
1. Asumsi-asumsi filsafat (ontologi, epistemologi, dan aksiologi)
2. Konsep
3. Eksplanasi
4. Prinsip-prinsip

Perlu diingat, pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan teori, sifat-sifatnya, juga elemen-elemennya akan sangat membantu kita dalam memahami gagasan-gagasan dalam setiap teori komunikasi. Dengan pemahaman itu pula kita akan tahu konsep-konsep apa yang terkandung di dalam suatu teori komunikasi tertentu (misal uncertainty reduction theory) yang akan membantu kita menelusuri pangkal filsafat berfikirnya dan oleh karenanya akan tahu pendekatan dipakai, apakah kuantitatif maupun kualitatif.

Pemahaman akan 'belantara' teori merupakan pengantar bagi mahasiswa S2 dalam mempersiapkan diri menjadi teoritisi, yang diharapkan mampu menerapkan, menjelaskan, bahkan memberikan sumbangan terhadap upaya pengembangan suatu teori.

Ada ungkapan anekdot Dr Turnomo, "Memahami teori itu keren." Saat ini aku belum mampu menangkap maknanya. Mungkin kelak, bila aku udah banyak baca dan mulai paham sedikit demi sedikit mengenai teori (khususnya teori komunikasi), 'keren' itu bisa aku pahami.

Nah .. itu sedikit yang 'dapat aku tangkap. Selainnya, lewat-lewat saja he2 .. maafkan .. :)

Baca juga posting berikut tentang ontologi, espitemologi, dan aksiologi.

No comments:

Post a Comment