"Kalau bisa, yang diangkat dalam proposal merupakan masalah yang nantinya akan diteliti untuk jadi thesis," kata Pak Djoko.
Sebenarnya, cara ini merupakan peluang bagi para mahasiswa segera memulia berfikir tentang tugas akhir. Para dosen siap membantu, walau secara informal lewat berbagai saluran komunikasi semisal email atau bertemu langsung di kampus. Teman-teman kuliah juga masih lengkap. Dapat jadi tempat curhat atau diskusi segala rupa. Kalau diandaikan menabung, draft proposal untuk pengganti ujan tengah semester ini merupakan langkah kecil yang sangat berarti ketika nantinya masa pembimbingan thesis sudah dimulai.
Berikut adalah sistematika proposal yang diharapkan:
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Signifikansi Penelitian
5. Kerangka Teoritis
6. Definisi Teoritis dan Konseptual
7. Metode Peneltian
8. Daftar Pustaka
Pak Djoko menyarankan untuk memulai dari bagian #2 yaitu Rumusan Masalah dimana (a) fakta nyata yang bertolak belakang dengan yang ideal (masalah) dijabarkan, diikuti dengan uraian tentang (b) gap/kesenjangan, yang kemudian diformulasikan menjadi (c) pertanyaan penelitian.
"Cukup tiga paragraf," tegas Pak Djoko menekankan pentingnya memulai dari bagian ini karena bagian tentang Latar Belakang bisa menyusul.
Pak Djoko menjelaskan bahwa para mahasiswa biasanya menemukan kesulitan pada bagian Latar Belakang ketika akan menjelaskan bukti-bukti empiris terkait permasalahan yang diangkat.
"Jangan sampai yang dianggap masalah hanya di khayalan semata, bukan berangkat dari kenyataan empiris di lapangan. Biasanya juga, mahasiswa berhenti lama di bagian ini karena kekurangan bukti-bukti empiris yang dapat dicantumkan dalam thesis."
Sebagai panduan, masalah yang diangkat sebagai bahan penelitian haruslah merupakan masalah dalam bidang komunikasi, benar-benar terjadi di lapangan, serta bisa ditunjukkan buktinya (laporan media, statemen yang punya otoritas, laporan tahuna perusahaan, dll.)
No comments:
Post a Comment